Siluman Tiga
Timor-timur
1975
Operasi seroja, sebuah sandi
penyerbuan terhadap pasukan sayap kiri
Fretelin di Timor-Timur. Sebuah invasi terbesar bangsa indonesia.
Sejarah tentang bagaimana tiap Tentara kita bertempur dengan gagah berani
mempertahankan tiap apa yang menjadi Hak bangsa.
*****
Angin
menghembus keras ilalang-ilalang yang ada di sekitar landasan helikopter, seseorang
dengan sandi Siluman Tiga turun dari helikopter itu, setelah sebelumnya briefing di kupang tentang misi kali ini untuk membunuh komandan-komandan atau
musuh yang punya jabatan penting dari pihak Fretelin.
Garis
wajah yang tenang adalah sikap yang diperlihatkan tentara dengan sandi Siluman
Tiga, masuk ke tenda yang ada di dekat
landasan helikopter, sebuah tenda yang dibangun dari terpal, persiapan terakhir
sebelum memasuki area perburuan di garis depan pertahan musuh , tetap tenang
dan selalu mengumbar senyum kepada beberapa rekan sesama tentara, Siluman Tiga
benar-benar tenang.
“Targetnya
sudah jelas, selesaikan dengan baik”
“Baik
kolonel”
Kolonel
menunjuk beberapa titik di sebuah peta, berdasarkan informasi intelijen yang walaupun
terbatas bisa jadi informasi dasar mengenai target, target Siluman Tiga kini
adalah seseorang komandan pemimpin salah satu pasukan di kota terbesar kedua di
Timor-Timur, kota Baucau.
Membawa tas
berisi peralatannya, Siluman Tiga siap berangkat ke titik pertempuran. Angin
hamparan ilalang membawa langkah kakinya percaya pada tuhan yang selalu
melindungi dirinya, foto istri juga dilihat sejenak sebelum jauh memasuki
pertahanan musuh, Istri Siluman Tiga pun tak tahu kalau kini suami tengah
menjalankan misi seroja, sebuah misi pertempuran yang kapanpun bisa
menggugurkan nyawanya, kapanpun. Tak ada yang tau mengenai misi Siluman Tiga
ini. Sebuah misi top screet.
****
kedua tangan Siluman Tiga menenteng kawan sejatinya sebuah senjata laras panjang, Winchester-70, Winchester-70 adalah senjata laras panjang dengan berat 8 kilogram, peluru kaliber 7,62 mm ada di saku, Winchester model 70 ini merupakan senapan dengan sistem bolt action, di mana dalam menggunakannya kokang senjata api masih dioperasikan secara manual.
*****
Langkah Siluman
Tiga berhenti di jarak sekitar 800 meter dari markas musuh, sasaran nya seorang
komandan.
Tugas seorang
sniper tak hanya sebagai pembunuh jarak jauh namun juga sebagai intelejen yang
nanti ketika pulang ke markas akan membawa informasi penting mengenai posisi
musuh, informasi yang nanti digunakan oleh pasukan serbu untuk melumpuhkan
daerah serang.
*****
Suara dedaunan
dan bunyi khas hutan akan serangga-serangganya, Siluman Tiga berkamufasle
dengan baik nafas dan kesabaran seperti bersaut-sautan ditiap denyut
jantungnya, keringat yang menetes di kening siang itu tak membuat nya
kehilangan kosentrasi sedetik pun, dari balik periskop sebuah ketenangan
dialirkan kesemua bagian senjata, bakat dan hasil tempa latihan membuat Siluman
Tiga benar-benar bertangan dingin.
“Dorr !!”
suara senapan memecah sunyi hutan, beberapa burung terbang ke langit.
Satu lawan
tumbang, seorang komandan di markas kota baucau, secepat mungkin Siluman Tiga
mundur, dengan tetap mengawasi sekitar, tenang dan menghilang dalam rimbunnya
hutan. Misi berhasil.
Beberapa hari
kemudian kota Baucau jatuh ketangan Tentara Nasional Indonesia.
*****
Misi kedua Siluman Tiga, kali ini
Siluman Tiga berjalan kaki setelah turun dari sebuah jeep di titik penurunan,
perjalanan menembus hamparan datar ilalang-ilalang, memasuki hutan dan beberapa
sungai kecil. Misi kali ini hanya intelijen untuk mengamati kekuatan serta
keadaan musuh, bukan membunuh.
Malam pun tiba, Siluman Tiga
perlu visualisasi lebih tajam lagi, kali ini Siluman Tiga masuk dalam ke daerah
musuh, berjalan mengendap Siluman Tiga dengan posisi senjata ditopang tangan
kiri dan ditahan tangan kanan, Siluman Tiga terus memperdekat jarang pandang,
jarak dia dan markas musuh kini hanya 300 meter, jam 2 malam kala itu, di balik pepohonon
Siluman bertiga terus membidik seorang komandan tak sedetik pun lepas komandan
dari bidikan teropong.
Siluman Tiga terus bersabar,
walaupun misi ini intelijen namun menghabisi nyawa seorang komandan itu sangat
mempermudah penyerangan berikutnya, dan Siluman tiga terus bersabar menunggu
waktu yang pas.
Malam yang dingin menembus kulit,
suara binatang malam, desir angin membelai dedaunan, Siluman Tiga seperti
menyatu dengan alam, kamuflase yang tak perlu di ragukan lagi.
Jam 5
pagi komandan perang musuh terlihat menjauh dari pasukan induk, sebuah
kesempatan yang baik, Siluman mengatur ritme nafas dan jantungnya, Bidikan tak
boleh meleset, satu peluru satu nyawa.
“Dorr !!” Kembali satu nyawa
diangkat dari raganya, musuh tewas berlumuran darah.
Pasukan fretelin mendengar arah suara tembakan, Siluman Tiga terus
diberondong peluru, pertempuran satu lawan belasan orang, belasan orang yang
jumlahnya terus bertambah.
“Dorr !!” Tangan kanan Siluman mengokang senjata
“Dorr !!” Tangan kanan Siluman mengokang senjata
“Dorr !!” Tangan kanan Siluman
mengokang senjata
Sampai beberapa orang musuh tewas
di tangan Siluman Tiga dengan senjata Winchester 70, namun jumlah musuh terus
bertambah, walau sudah belasan yang dihabisi Siluman Tiga, Siluman tiga terlalu
dalam masuk ke jantung pertahanan musuh, Siluman tiga memutuskan mundur
perlahan, lari dalam pengejaran, dengan posisi tetap membidik dari balik
periskop senapan.
“Dorr, dsingg” Sebuah peluru
melesat dan memantul mengenai pohon, peluru itu mengenai betis kanan Siluman
Tiga. Awal nya Siluman Tiga tak sadar bila kaki nya terkena pantulan peluru, namun
darah terus mengalir dibetis kanan Siluman Tiga, betis dirabai oleh Siluman
Tiga, Peluru menembus daging walaupun tak dalam karna sebelumnya mengenai
pohon.
Siluman Tiga diam diposisinya, sedikit saja bergerak dan posisi ketauan
tentara musuh, maka nyawa bisa seketika hilang ditembus peluru lawan.
Kelingking tangan kanan Siluman
Tiga masuk kedalam lubang yang dibuat peluru dibetis kanannya.
“ahhh” suara yang ditahan Siluman
Tiga, wajahnya meringis menahan sakit, dari situ dengan gunting kuku dia
mengeluarkan peluru dari dalam daging betis kanannya, tanpa penahan rasa sakit,
hanya kemauan terus bertahan hidup dan naluri petarungnya. Peluru sudah keluar
kini luka ditahan dengan kain dari bagian bajunya, bekas darah tak boleh
menetes hal ini berbahaya dalam pelariannya.
Perlahan Siluman Tiga menghilang
dari area lawan, 29 peluru membunuh lawan, tersisa satu peluru didalam senjatanya.
*****
Peluru kaliber 7,92 mm terisi didalam
senjatanya disisakan satu, untuk mengahabisi nyawanya sendiri dalam keadan darurat,
daripada tertangkap, mati ditangan sendiri adalah pilihan Siluman Tiga. Namun peluru
itu tetap didalam senjatanya Siluman Tiga selamat sampai tenda markas Tentara
Nasional Indonesia.
*****

No comments:
Post a Comment