Laman

Monday, February 6, 2017

Siluman Tiga

Siluman Tiga
Timor-timur 1975



Operasi seroja, sebuah sandi penyerbuan terhadap pasukan sayap kiri  Fretelin di Timor-Timur. Sebuah invasi terbesar bangsa indonesia. Sejarah tentang bagaimana tiap Tentara kita bertempur dengan gagah berani mempertahankan tiap apa yang menjadi Hak bangsa.

*****
                Angin menghembus keras ilalang-ilalang yang ada di sekitar landasan helikopter, seseorang dengan sandi Siluman Tiga turun dari helikopter itu, setelah sebelumnya briefing di kupang tentang misi  kali ini untuk membunuh komandan-komandan atau musuh yang punya jabatan penting dari pihak Fretelin.
                Garis wajah yang tenang adalah sikap yang diperlihatkan tentara dengan sandi Siluman Tiga,  masuk ke tenda yang ada di dekat landasan helikopter, sebuah tenda yang dibangun dari terpal, persiapan terakhir sebelum memasuki area perburuan di garis depan pertahan musuh , tetap tenang dan selalu mengumbar senyum kepada beberapa rekan sesama tentara, Siluman Tiga benar-benar tenang.
                “Targetnya sudah jelas, selesaikan dengan baik”
                “Baik kolonel”
Kolonel menunjuk beberapa titik di sebuah peta, berdasarkan informasi intelijen yang walaupun terbatas bisa jadi informasi dasar mengenai target, target Siluman Tiga kini adalah seseorang komandan pemimpin salah satu pasukan di kota terbesar kedua di Timor-Timur, kota Baucau.
Membawa tas berisi peralatannya, Siluman Tiga siap berangkat ke titik pertempuran. Angin hamparan ilalang membawa langkah kakinya percaya pada tuhan yang selalu melindungi dirinya, foto istri juga dilihat sejenak sebelum jauh memasuki pertahanan musuh, Istri Siluman Tiga pun tak tahu kalau kini suami tengah menjalankan misi seroja, sebuah misi pertempuran yang kapanpun bisa menggugurkan nyawanya, kapanpun. Tak ada yang tau mengenai misi Siluman Tiga ini. Sebuah misi top screet.
****

                kedua tangan Siluman Tiga menenteng kawan sejatinya sebuah senjata laras panjang, Winchester-70, Winchester-70 adalah senjata laras panjang dengan berat 8 kilogram, peluru kaliber 7,62 mm ada di saku, Winchester model 70 ini merupakan senapan dengan sistem bolt action, di mana dalam menggunakannya kokang senjata api masih dioperasikan secara manual.
*****

Langkah Siluman Tiga berhenti di jarak sekitar 800 meter dari markas musuh, sasaran nya seorang komandan.
Tugas seorang sniper tak hanya sebagai pembunuh jarak jauh namun juga sebagai intelejen yang nanti ketika pulang ke markas akan membawa informasi penting mengenai posisi musuh, informasi yang nanti digunakan oleh pasukan serbu untuk melumpuhkan daerah serang.

*****

Suara dedaunan dan bunyi khas hutan akan serangga-serangganya, Siluman Tiga berkamufasle dengan baik nafas dan kesabaran seperti bersaut-sautan ditiap denyut jantungnya, keringat yang menetes di kening siang itu tak membuat nya kehilangan kosentrasi sedetik pun, dari balik periskop sebuah ketenangan dialirkan kesemua bagian senjata, bakat dan hasil tempa latihan membuat Siluman Tiga benar-benar bertangan dingin.

“Dorr !!” suara senapan memecah sunyi hutan, beberapa burung terbang ke langit.
Satu lawan tumbang, seorang komandan di markas kota baucau, secepat mungkin Siluman Tiga mundur, dengan tetap mengawasi sekitar, tenang dan menghilang dalam rimbunnya hutan. Misi berhasil.
Beberapa hari kemudian kota Baucau jatuh ketangan Tentara Nasional Indonesia.

*****
Misi kedua Siluman Tiga, kali ini Siluman Tiga berjalan kaki setelah turun dari sebuah jeep di titik penurunan, perjalanan menembus hamparan datar ilalang-ilalang, memasuki hutan dan beberapa sungai kecil. Misi kali ini hanya intelijen untuk mengamati kekuatan serta keadaan musuh, bukan membunuh.

Malam pun tiba, Siluman Tiga perlu visualisasi lebih tajam lagi, kali ini Siluman Tiga masuk dalam ke daerah musuh, berjalan mengendap Siluman Tiga dengan posisi senjata ditopang tangan kiri dan ditahan tangan kanan, Siluman Tiga terus memperdekat jarang pandang, jarak dia dan markas musuh kini hanya 300 meter,  jam 2 malam kala itu, di balik pepohonon Siluman bertiga terus membidik seorang komandan tak sedetik pun lepas komandan dari bidikan teropong.

Siluman Tiga terus bersabar, walaupun misi ini intelijen namun menghabisi nyawa seorang komandan itu sangat mempermudah penyerangan berikutnya, dan Siluman tiga terus bersabar menunggu waktu yang pas.

Malam yang dingin menembus kulit, suara binatang malam, desir angin membelai dedaunan, Siluman Tiga seperti menyatu dengan alam, kamuflase yang tak perlu di ragukan lagi.
            
         Jam 5 pagi komandan perang musuh terlihat menjauh dari pasukan induk, sebuah kesempatan yang baik, Siluman mengatur ritme nafas dan jantungnya, Bidikan tak boleh meleset, satu peluru satu nyawa.
“Dorr !!” Kembali satu nyawa diangkat dari raganya, musuh tewas berlumuran darah.

Pasukan fretelin mendengar  arah suara tembakan, Siluman Tiga terus diberondong peluru, pertempuran satu lawan belasan orang, belasan orang yang jumlahnya terus bertambah.
            “Dorr !!” Tangan kanan Siluman mengokang senjata
“Dorr !!” Tangan kanan Siluman mengokang senjata

Sampai beberapa orang musuh tewas di tangan Siluman Tiga dengan senjata Winchester 70, namun jumlah musuh terus bertambah, walau sudah belasan yang dihabisi Siluman Tiga, Siluman tiga terlalu dalam masuk ke jantung pertahanan musuh, Siluman tiga memutuskan mundur perlahan, lari dalam pengejaran, dengan posisi tetap membidik dari balik periskop senapan.
               
“Dorr, dsingg” Sebuah peluru melesat dan memantul mengenai pohon, peluru itu mengenai betis kanan Siluman Tiga. Awal nya Siluman Tiga tak sadar bila kaki nya terkena pantulan peluru, namun darah terus mengalir dibetis kanan Siluman Tiga, betis dirabai oleh Siluman Tiga, Peluru menembus daging walaupun tak dalam karna sebelumnya mengenai pohon.

Siluman Tiga diam diposisinya,  sedikit saja bergerak dan posisi ketauan tentara musuh, maka nyawa bisa seketika hilang ditembus peluru lawan.

Kelingking tangan kanan Siluman Tiga masuk kedalam lubang yang dibuat peluru dibetis kanannya.

“ahhh” suara yang ditahan Siluman Tiga, wajahnya meringis menahan sakit, dari situ dengan gunting kuku dia mengeluarkan peluru dari dalam daging betis kanannya, tanpa penahan rasa sakit, hanya kemauan terus bertahan hidup dan naluri petarungnya. Peluru sudah keluar kini luka ditahan dengan kain dari bagian bajunya, bekas darah tak boleh menetes hal ini berbahaya dalam pelariannya.

Perlahan Siluman Tiga menghilang dari area lawan, 29 peluru membunuh lawan, tersisa satu peluru didalam senjatanya.
*****


Peluru kaliber 7,92 mm terisi didalam senjatanya disisakan satu, untuk mengahabisi nyawanya sendiri dalam keadan darurat, daripada tertangkap, mati ditangan sendiri adalah pilihan Siluman Tiga. Namun peluru itu tetap didalam senjatanya Siluman Tiga selamat sampai tenda markas Tentara Nasional Indonesia.

*****



No comments:

Post a Comment