Sedang menyamar
“ih kok ngeliatin aku kaya gitu beb?aku jelek ya?”
aku pun cuma tersenyum diam lalu menjawab
“gak kok,kamu g’ pernah jelek”
dia sedikit tersipu lalu mencubit gemas tanganku
hmmm setahun tak terasa ku lewati bersamanya,hari ini setahun tiga hari ku bersamanya.sudah tentu kami saling bisa sedikit memahami satu sama lain.dan semoga kami kedepan nya bisa lebih baik.
remasan kecil di tanganku pun membuyarkan lamunan atau bisa kusebut itu do’a .
“eh malah melamun,ada apa beb? Aneh banget..”
“gak kok orang lagi nonton” jawabku
“film nya serem ya beb” dia sedikit berkomentar
“gak ah beb,serem an juga kamu kalo lagi marah”
“ihhh apa an si beb(sambil mencubit perut dan tanganku)
aku tersenyum sambil ku dekat kan wajah ku ke wajah nya.ya benar,aku mencium bibir dia dengan lembut dan mesra nya.jadi lah film horror tadi sebuah adegan yang membingungkan antara aku dan dosa-dosa ku.
Setelah kurang lebih satu jam an nonton di bioskop,ku ajak jantung hatiku duduk di tempat biasa,karna tak ingin ku sia-sia kan malam minggu ini bersama nya.dengan ditemani sebotol soft drink kami pun ngobrol ngalur ngidul.sampai akhir nya dia bercerita tentang ke galau an hati nya.
aku pun cuma tersenyum diam lalu menjawab
“gak kok,kamu g’ pernah jelek”
dia sedikit tersipu lalu mencubit gemas tanganku
hmmm setahun tak terasa ku lewati bersamanya,hari ini setahun tiga hari ku bersamanya.sudah tentu kami saling bisa sedikit memahami satu sama lain.dan semoga kami kedepan nya bisa lebih baik.
remasan kecil di tanganku pun membuyarkan lamunan atau bisa kusebut itu do’a .
“eh malah melamun,ada apa beb? Aneh banget..”
“gak kok orang lagi nonton” jawabku
“film nya serem ya beb” dia sedikit berkomentar
“gak ah beb,serem an juga kamu kalo lagi marah”
“ihhh apa an si beb(sambil mencubit perut dan tanganku)
aku tersenyum sambil ku dekat kan wajah ku ke wajah nya.ya benar,aku mencium bibir dia dengan lembut dan mesra nya.jadi lah film horror tadi sebuah adegan yang membingungkan antara aku dan dosa-dosa ku.
Setelah kurang lebih satu jam an nonton di bioskop,ku ajak jantung hatiku duduk di tempat biasa,karna tak ingin ku sia-sia kan malam minggu ini bersama nya.dengan ditemani sebotol soft drink kami pun ngobrol ngalur ngidul.sampai akhir nya dia bercerita tentang ke galau an hati nya.
simak!
“sayang gak sama aku beb?” tanyaku
dia diam sejenak dan berkata
“aku sayang kamu,tapi….”
“tapi apa hayo” ledekku
“tapi aku belum bisa lupa sama mantan aku beb”
ku terdiam terbakar rasa nya hati ku
“jadi beb?” aku bertanya
“ntah lah beb kemarin dia nelpon aku,dan aku jadi gak ngerti dengan apa yang aku rasain”
belum selesai ia menjelaskan aku pun berkata.
“ayo pulang”
dia keliatan kecewa,mungkin dia ingin lebih banyak menjelaskan agar aku merasa sial di lahirkan sebagai diriku.
“sayang gak sama aku beb?” tanyaku
dia diam sejenak dan berkata
“aku sayang kamu,tapi….”
“tapi apa hayo” ledekku
“tapi aku belum bisa lupa sama mantan aku beb”
ku terdiam terbakar rasa nya hati ku
“jadi beb?” aku bertanya
“ntah lah beb kemarin dia nelpon aku,dan aku jadi gak ngerti dengan apa yang aku rasain”
belum selesai ia menjelaskan aku pun berkata.
“ayo pulang”
dia keliatan kecewa,mungkin dia ingin lebih banyak menjelaskan agar aku merasa sial di lahirkan sebagai diriku.
Sesampai di depan rumah nya,dia masih coba untuk menjelaskan.
“beb,denger in aku dulu…..”
tak ku dengarkan,aku diam pergi dan berlalu.
kesal hati ku,ingin ku hilangkan sedikit beban ku dengan minuman keras,dan sial baru ku ingat aku tak punya uang,oh tuhan…dosa pun ada harga nya.
duduk ku di pinggir jalan,melayang pikiranku.
tentu ia kan pergi memilih mantannya dengan sejuta kebaikan,belasan hadiah dan mobil hitam mewah nya.mantan nya Nampak sempurna dengan orang tua nya sebagai sponsor utama.
sedangkan aku hanya anak laki-laki yang sedang di beri tugas oleh ayahanda untuk menyamar jadi orang miskin.
“beb,denger in aku dulu…..”
tak ku dengarkan,aku diam pergi dan berlalu.
kesal hati ku,ingin ku hilangkan sedikit beban ku dengan minuman keras,dan sial baru ku ingat aku tak punya uang,oh tuhan…dosa pun ada harga nya.
duduk ku di pinggir jalan,melayang pikiranku.
tentu ia kan pergi memilih mantannya dengan sejuta kebaikan,belasan hadiah dan mobil hitam mewah nya.mantan nya Nampak sempurna dengan orang tua nya sebagai sponsor utama.
sedangkan aku hanya anak laki-laki yang sedang di beri tugas oleh ayahanda untuk menyamar jadi orang miskin.
No comments:
Post a Comment